Jumat, 12 Februari 2010

BILA ANAK SULIT MAKAN


Jika anak sulit makan, bahkan sama sekali menolak makan, maka kesalahan bukan pada anak karena anak pasti benar. Jika diperhatikan rata-rata anak mengalami masalah dalam hal makan adalah setelah berusia satu tahun. Sejak lahir hingga satu tahun pada umumnya bayi menerima semua yang dimasukkan ke dalam mulutnya. Jika bayi sedang lapar, kita sentuh mulutnya dengan jari, maka secara reflek mulut bayi akan terbuka. Jika tidak membuka, berarti ada masalah lain.

Ada beberapa jenis kesulitan makan pada anak, pertama menolak disuapi, kedua makanan sudah masuk ke mulut disembur lagi, ketiga sudah masuk dikunyah, lalu disemburkan lagi atau diemut.

Untuk yang pertama, dimana anak menolak untuk disuapi, sebetulnya itu bukanlah termasuk kesulitan makan. Jika kita perhatikan anak, umumnya mereka menolak disuapi diwaktu berumur kurang lebih satu tahun. Sebelum satu tahun, anak makan dengan lancar, disuapi apa saja dia terima. Tetapi waktu usia sekitar satu tahun, mereka mulai menolak disuapi, bukan menolak makan. Anak usia satu sampai dua tahun cara dan waktu makan mereka berbeda dengan anak usia yang lebih tua. Mereka tidak makan tiga kali sehari seperti orang dewasa makan, mereka makan sepanjang hari. Pada usia ini, anak akan memasukkan benda-benda kecil apa saja ke dalam mulutnya. Bahkan lalat matipun dimasukkan ke dalam mulutnya dan dia akan mut-mut dengan asyiknya. Ini tidak salah, kita tidak perlu panik karena memang demikian. Ini program dari Allah, anak-anak usia ini di seluruh dunia melakukan hal ini. Apa artinya ini buat orangtuanya?

Anak tidak memilih apa yang akan dia masukkan ke dalam mulutnya

Rata-rata anak usia satu tahun memang menolak disuapi karena mulai usia satu tahun sampai usia dua tahun itu masa transisi untuk mereka bisa makan sendiri. Dia akan makan benda-benda kecil sepanjang hari (selama dia bangun). Dia menjepit makanan tersebut dengan dua jarinya (umumnya ibu jari dan jari telunjuk) dan memasukkan ke dalam mulutnya.

Mengetahui informasi ini orangtua dapat memberi makan anak-anak dengan mudah. Semua makanan yang akan diberikan disajikan dalam ukuran kecil. Bentuknya bisa bervariasi, antara lain; nasi dibuat bola-bola kecil dengan lauk di tengahnya/di dalamnya, sayur-sayur juga dapat dipotong-potong kecil, buah atau snack lainnya juga demikian. Semua ini diletakkan dipiring tidak terlalu besar dan tidak bisa jatuh (sekarang ada piring yang bisa menempel pada meja yang khusus didesain untuk anak usia ini).

Apa makanan yang kita siapkan sesuai dengan jadwal makannya. Kita juga dapat membantu dengan menjadi model mereka yaitu siapkan juga makanan untuk kita makan. Untuk makanan yang ada kuah atau cair dapat diberikan dengan cara modeling. Kita siapkan dua mangkuk, satu untuk anak, dan satu untuk kita. Kemudian ajak dia makan, perhatikan ya bu, diajak bukan disuruh. Diselingi dengan memberi kesempatan dia menyuapi kita dan tentu dia akan mau kalau kita suapi juga. Tetapi tidak terus menerus sehingga tidak monoton, yang penting adalah anak melihat kita makan. Tentu cara makan yang benar.

Di waktu jam makan keluarga (minimal satu kali sehari) ajak semua anggota keluarga makan bersama. Anak usia satu sampai dua tahun ini ikut juga makan sebagai individu yang mandiri. Beri dia kursi khusus untuk dia dengan piring yang menempel pada meja. Bisa beri sendok kalau perlu. Selama makan dia akan melihat bagaimana anggota keluarga yang lain makan. Libatkan juga dia di dalam percakapan keluarga. Memang makanan yang masuk ke mulut lebih sedikit dari makanan yang jatuh ke lantai. Kita harus siap dengan cara makan anak yang berantakan.

Inilah yang sangat berharga untuk membangun perkembangan anak. Dia akan merasakan suasana makan yang menyenangkan. Ibu Lina, hal ini sekarang jarang dinikmati oleh anak. Sering mereka makan sendiri atau dengan anggota keluarga yang lain tetapi tanpa orang tua dan makanan disiapkan oleh pembantu.

Pengalaman makan pada anak harus dijaga jangan sampai ada yang tidak menyenangkan dan menimbulkan trauma. Pembangunan syaraf otak anak belum selesai, jadi harus dimaklumi. Kita bisa memilih topik percakapan yang menyenangkan di meja makan.

Orangtua yang pebisnis jika ingin melakukan loby dengan klien rekan bisnis biasanya di jam makan. Dicari restoran yang nyaman, makanan yang lezat, maka pembicaraan menyenangkan pun mengalir. Namun orangtua seringkali tidak melakukan hal ini pada anaknya.

Siapkan jam makan dengan penataan apik, sederhana pun tidak masalah yang penting tertata. Lalu hadirkan pembicaraan yang menarik. Dengan cara ini saat-saat makan menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Melalui makan bersama yang teratur dan menyenangkan dapat membangun silaturahmi antar anggota keluarga.

Kalau kita tidak mengerti mengapa dia menolak disuapi, kemudian anak dipaksa atau dialihkan, misalnya:
ada cicak di dinding atas, kemudian mulutnya terbuka waktu melihat ke atas dan itu kesempatan kita untuk memasukkan makanan ke mulutnya. Hal ini tentu tidak nyaman, akibatnya dia lebih menolak disuapi (boleh mencoba untuk diri sendiri, bagaimana rasanya).
diajak nonton TV sambil disuapi.
diajak berkeliling sambil disuapi.

Ini bukanlah cara makan yang positif.

Cara makan sangat membangun berpikir anak

Kedua, kalau anak menolak menerima makanan ke dalam mulut berarti ada masalah dengan rasa. Pada bayi secara bertahap syaraf pengencap berkembang dengan pesat. Rangsangan yang kaya dapat membuat bayi cepat dapat menerima rasa yang bermacam-macam pada makanan. Reseptor rasa di lidah bayi juga tergantung ibu saat mengandung bayi. Apabila kurang rangsangan pada saat bayi (usia sebelum satu tahun) maka pada usia satu tahun atau lebih dia cepat beradaptasi dengan bermacam-macam rasa makanan. Disamping itu, tekstur makanan, mungkin dia belum bisa beradaptasi. Saat makanan sudah dimulut kemudian dia kunyah, tapi dikeluarkan lagi itu menunjukkan bahwa ada masalah di gigi gerahan. Makanan tidak dapat dikunyah dengan baik, sehingga ia mengeluarkannya lagi. Dengan demikian ia masih harus diberi makanan lembek.

Ketiga, makanan sudah masuk, dikunyah tetapi disemburkan kembali. Gigi mereka belum tumbuh sempurna. Gigi susu baru lengkap tumbuh rata usia dua tahun. Kalau dia belum punya geraham, tentu dia belum bisa mengunyah sampai halus hingga dia susah menelan makanan tersebut. Jadi makanan yang diberikan harus sesuai dengan keadaan gigi anak. Rata-rata memang usia dua tahun gigi susu sudah lengkap tetapi ada juga yang terlambat. Otot-otot mengunyah harus dirangsang agar kuat untuk mengunyah.

Jika anak menolak makanan yang kita berikan, itu adalah informasi dari anak untuk kita bahwa dia sedang menghadapi masalah. Kita harus mencari tahu masalahnya apa.

Sesuai kan makanan dengan pertumbuhan gigi anak

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, ditambah dengan variasi makanan yang kaya serta kandungan gizi yang tinggi, insya Allah anak ibu akan suka makan. Semoga berkembang menjadi anak yang cerdas, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar